Pada dasarnya, tingkat keterbacaan itu
dapat ditentukan melalui dua cara, yaitu melalui formula keterbacaan dan
melalui respons pembaca. Formula keterbacaan pada dasarnya adalah instrumen
untuk mempridiksi kesulitan dalam memahami bacaan. Skor keterbacaan berdasarkan
formula ini didapat dari jumlah kata yang dianggap sulit, jumlah kata dalam
kalimat, bangun kalimat dan susunan paragraf.
Ada beberapa formula keterbacaan yang
dapat digunakan untuk memperkirakan tingkat kesulitan/keterbacaan wacana.
Misalnya, formula keterbacaan seperti “Reading
Ease Formula (SE), Human Interest (HI), Formula Spache, Dale and Chall (DAC),
Grafik Fry, Grafik Raygor, Cloze Test (Prosedur Klos/isian rumpang”.
Formula keterbacaan uji rumpang
dilakukan dengan prosedur klose. Uji rumpang mempunyai fungsi ganda, pertama
sebagai teknik pengajaran membaca dan yang kedua sebagai alat ukur untuk
memperkirakan keterbacaan wacana. Interpretasi hasil uji rumpang sebagai alat
ukur akan menggambarkan penggolongan wacana dan klarifikasi pembaca.
Penggolongan wacana dapat memperkirakan apakah wacana tersebut tergolong mudah,
sedang, atau sukar. Penggolongan siswa berdasarkan kemampuan membaca
digolongkan yakni kelompok tingkat indepen-den, tingkat instruksional, dan
tingkat frustasi.
SINI JUGA
SINI JUGA
0 Response to "Mengukur Tingkat Keterbacaan "
Post a Comment
KOMENTARMU