Bahaskata.blogspot.com- Meneladani Tokoh R.A. Kartini dan Ki Hajar Dewantara
1. RA. Kartini
1. RA. Kartini
Raden Ajeng Kartini lahir di Jepara, Jawa Tengah. Pada tanggal 21 April 1879. Raden Ajeng Kartini adalah tokoh emansipasi wanita. Cita-citanya ingin mengangkat derajat wanita Indonesia. Agar wanita Indonesia mempunyai hak sama seperti kaum pria. Kartini ingin melanjutkan sekolah yang lebih tinggi. Akan tetapi, tidak mendapat restu dari orang tuanya.
Hobinya membaca buku. Buku yang dibaca adalah buku tentang wanita. Pada tahun 1903, Kartini membuka sekolah gadis di Jepara. Pada tahun 1913, Kartini mendirikan sekolah rendah. Sekolah itu bernama Sekolah Kartini. Sekolah itu untuk anak-anak perempuan. Surat-surat ditulis Kartini dari tahun 1899–1904. Selanjutnya, dikumpulkan dan diterbitkan oleh Mr. Jaeques Henry Abendanon. Buku tersebut diterbitkan pada tahun 1911.
Kumpulan surat-surat itu berjudul Van Duisternis tot licht (Habis Gelap Terbitlah Terang). Buku tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Bukunya diterjemahkan oleh Armyn Pane. Selain itu, diterjemahkan pula ke dalam bahasa Sunda oleh Sacadibrata. Pada tanggal 17 September 1904 Kartini meninggal dunia. Saat itu Kartini berusia 25 tahun. Jasanya yang begitu besar maka setiap tanggal 21 April kita peringati sebagai Hari Kartini.
2. KH. Dewantara
Semasa kecil Ki Hajar Dewantara bernama R.M. Suwardi Suryaningrat. Lahir di Yogyakarta tanggal 2 Mei 1889. Ia amat gemar membaca dan menulis. Buku karangannya berjudul “Seandainya Aku Seorang Belanda”.
Isinya berupa sindiran dan kecaman pedas kepada Belanda. Setelah Belanda mengetahui, Ki Hajar Dewantara diasingkan ke negeri Belanda. Kesempatan ini dimanfaatkan Ki Hajar Dewantara untuk belajar. Setelah kembali ia mencurahkan perhatiannya di bidang pendidikan. Kepada anak didik ditanamkan rasa kebangsaan. Hal ini berguna agar mereka mencintai bangsa dan Tanah Air.
0 Response to "Meneladani Tokoh R.A. Kartini dan Ki Hajar Dewantara"
Post a Comment
KOMENTARMU